Suatu hari, hiduplah seorang pangeran kecil. Ia tinggal didalam istananya yg besar dan sangat indah. Tetapi, ia merasa tidak bahagia disana, karena ia tidak mempunyai teman. Yang setia menemaninya hanyalah bunga2 mawar yang tumbuh dikebunnya. Sang pangeran senang melihat mawar2nya, tetapi ia merasa hampa. Bunga2 itu sama saja seperti bunga mawar lainnya yang ada, pikirnya… ia ingin sekali memiliki teman lain,, yang bisa membuatnya bahagia.
Maka,, ia pun memutuskan untuk pergi jauh mengelana untuk menghilangkan kehampaannya. Ketika tiba di suatu tempat yg dikelilingi ladang gandum, ia duduk sejenak untuk beristirahat. Saat itulah ia melihat seekor rubah kecil yang lucu.
“kemari, bermainlah denganku,” kata pangeran kecil. “Aku sangat sedih.”
“Aku tidak bisa bermain denganmu,” kata rubah kecil. “aku belum dijinakkan.”
“ah, maafkan aku,” kata sang pangeran. “tapi apa artinya itu ‘menjinakkan’?”
“itu adalah tindakan yang sering diremehkan,” kata rubah. “itu artinya menjalin ikatan”
“menjalin ikatan?”
“begitulah,” kata rubah. “bagiku,, saat ini kau tak lebih dari seorang bocah kecil yang sama dengan beribu bocah kecil lainnya. Dan aku tidak membutuhkanmu, dan kamu juga tidak membutuhkan aku. Bagimu,, aku juga tak lebih dari seekor rubah seperti ratusan ribu rubah lainnya. Tappi,, jika kau menjinakkan aku, kita akan saling membutuhkan. Bagiku, kamu akan menjadi satu-satunya dan bagimu, aku juga akan menjadi satu-satunya di dunia….”
“hidupku sangat mebosankan,” kata rubah. “aku berburu ayam, manusia memburuku. Semua ayam sama saja dan semua manusia juga sama saja. Tapi jika kamu menjinakkan aku, dunia tidak akan terasa sama lagi,, matahari seolah menyinari hidupku. Aku akan mendengar langkah2 kaki yang berbeda dari semua langkah lain. Langkah lain akan mendorongku untuk pergi menjauh dan bersembunyi, tapi langkah kakimu akan membuatku memanggilku, seperti musik yang indah, keluar dari persembunyianku. Dan coba lihat ladang gandum disana, aku tidak makan roti. Ladang gandum itu tidak ada artinya untukku, dan itu menyedihkan. Tapi setelah kau menjinakkan aku,, maka bulir2 gandum yang berwarna emas itu akan membuatku bahagia,, karena warnanya akan mengingatkan aku pada rambutmu,, padamu dan pada persahabatan kita. Oh betapa indahnya….”
Lama, sang rubah menatap sang pangeran. Lalu ia berkata lagi, “tolong jinakkan aku”
“baiklah,” kata pangeran kecil. “apa yang harus kulakukan?”
Maka rubah pun mengatakan apa yg harus dilakukan oleh sang pangeran, pertama-tama ia harus melihat sang rubah dari jauh,, lalu mendekat perlahan2 hingga sang rubah berani mendekatinya.
Maka sang pangeran pun menjinakkan rubah. Ketika waktu perpisahan hampir tiba----
“ah, aku ingin menangis” kata rubah.
“itu salahmu sendiri,” timbal sang pangeran.
“ ya memang seharusnya begitu” kata rubah.
“tapi kamu menangis! Jadi itu hanya membuatmu sedih kan?”
“itu baik untukku” kata rubah, “karena warna ladang gandum itu. Pertama kali melihatmu, kau hanyalah manusia yg sama dengan beribu-ribu manusia lainnya,, tetapi sekarang kamu adalah satu-satunya di seluruh dunia. Dan aku akan tetap bahagia walaupun kamu akan pergi, karena semua hal yang aku lihat akan mengingatkanku padamu. “
J specially for all my friends.. I love u all…
diambil dr buku "sheila," torey hayden.. dgn perubahan ...
Read More......